Sabtu, 10 Maret 2012

Mgr J.M.T. Pujasumarta: Ziarah Rohani Jauh Lebih Baik

Ziarah ke gua Maria, terutama pada Mei dan Oktober, sangat menggairahkan bagi umat Katolik. Mereka melakukannya secara berkelompok maupun pribadi.


Menurut Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Maria Trilaksyanto Pujasumarta (61), kebiasaan umat Katolik berziarah itu baik untuk mengungkapkan iman mereka. Mgr Puja, begitu panggilan akrabnya, menegaskan hal tersebut ketika ditemui di Kantor Pelayanan Pastoral Keuskupan Agung Semarang (KAS), Jalan Imam Bonjol 172, Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 4/5.

Mgr Puja juga menjelaskan sejumlah pertanyaan terkait dengan kegairahan umat Katolik melakukan peziarahan.

Petikannya:

Monsinyur, mengapa banyak orang Katolik senang melakukan ziarah ke Gua Maria?

Pertama, umat Katolik memiliki seorang tokoh khusus yang menjadi pokok iman, yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus mempunyai bunda, yaitu Bunda Maria. Maka, orang Katolik mempunyai devosi besar kepada Bunda Maria. Devosi ini diungkapkan dengan berbagai macam cara. Dari situlah ada tempat-tempat ziarah untuk menghormati Bunda Maria.

Sementara itu, tradisi Gereja juga menunjukkan ada bulan-bulan yang dijadikan orang Katolik sebagai waktu khusus untuk mengungkapkan devosi kepada Bunda Maria, yaitu Mei dan Oktober.

Selain berziarah, umat Katolik juga lebih suka berdoa rosario, lalu belanja benda-benda suci, dan sejenisnya, namun kurang suka membaca Kitab Suci atau buku-buku rohani lainnya. Betulkah?

Saya tidak setuju dengan anggapan seperti itu. Pernyataan dalam pertanyaan tersebut harus dibuktikan dengan angket. Setelah Konsili Vatikan II, tahun 1965, ada kesadaran baru bahwa umat Katolik sungguh-sungguh harus mendapatkan informasi iman dari sumber yang utama dan terpercaya, yaitu Kitab Suci. Maka, ada pemulihan supaya umat Katolik mencintai Kitab Suci. Di Indonesia, September dijadikan sebagai “Bulan Kitab Suci Nasional”. Kita sedang dalam proses transisi supaya Kitab Suci dijadikan sumber iman.

Sementara itu, harus diakui, kita beriman secara manusiawi. Maka, kita bersentuhan dengan benda-benda rohani seperti gambar, patung, dan sejenisnya. Itulah cara manusia berkontak dengan yang dipuja dan dicintai. Maka, benda-benda suci yang disediakan untuk mengungkapkan iman itu kita terima saja sebagai cara-cara yang manusiawi.

Konon, tempat ziarah-ziarah gua Maria antara lain dimaksudkan untuk mengalihkan umat Katolik agar tidak berziarah ke tempat lain yang bukan Katolik? Apa komentar Monsiyur?

Tempat peziarahan baru kini adalah mal. Kita memberikan alternatif yang baik jangan sampai kita menyeleweng ke tempat-tempat konsumtif, juga tempat yang percaya pada dukun dan magic. Berziarah itu jauh lebih baik untuk mengungkapkan iman kita. Karena di mal kita membeli bukan yang dibutuhkan, tetapi yang diinginkan.

Rekoleksi atau ziarah rohani jauh lebih baik daripada pergi ke tempat-tempat hiburan.


Penulis:
Ivonne Suryanto
www.hidupkatolik.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar